Thursday, February 15, 2018

MAKALAH METODOLOGI STUDI ISLAM " PENELITIAN ILMU KALAM"LENGKAP

METODOLOGI DAN STUDI ISLAM
MODEL PENELITIAN ILMU KALAM
                                                                                                                           



LOGO IAIN METRO LAMPUNG (6).png

Disusun Oleh :
1.      Devi Wahyuni                         (1702100019)
2.      Eka Mita Lestari                     (1702100032)
3.      Muslimin                                 (1702100063)
4.      Poppy Reza Alvina                 (1702100069)




PROGRAM STUDI S1-PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
2017/2018

ABSTRACT
Kalam Science Research Model

Islamic Study Methodology is one of the compulsory courses in the first semester of the State Islamic Institute of Metro. The Islamic Study Methodology is the science surrounding the various methods commonly used in Islamic studies. One of them is about kalam science research model. As is known, kalam science is the basis of the deity related to the faith. In general, kalam science research is divided into two parts. First, basic and novice research; and second, advanced research or development of first-model research.
In basic and novice research there are nine models of research conducted by the figures, including Abu Manshur Muhammad Bin Muhammad Bin Mahmud Al-Maturidy Al-Samarqandy, Al-Imam Abi Al-Hasan Bin Isma'il Al-Ash'ari, Abd 'Al-Jabbar ibn Ahmad, Imam Thahawiyah, Imam Al-Haramain Al-Juwainy, Imam Al-Ghazali, Saif Al-Din Al-Amidy, Shaykh Al-Imam Al-Alim Abd Al-Karim Al-Syahrastani, Al-Bazdawi. In this novice explorative research is exploring as far as possible the teachings of Islamic theology taken from Al-quran and hadith as well as various opinions found from thinkers in the field of Islamic theology. Because of its nature as explorative research, the study does not test a theory or seek justification. The research is purely excavative considering there has not been any research done by experts.
While the second model research is only describe the nature of kalam science studies using reference materials produced by the first model research. His characters include Abu Zahrah, Ali Mushthafa Al-Ghurabi, Abd Al-Lathif Muhammad Al-'Asyr, Ahmad Mahmud Shubhi, Ali Sami Al-Nasyr and Ammar Jam'iy Al-Thaliby, and Aaron Nasution. From a variety of studies that are advanced can be known model and research approach that is carried out by expressing its characteristics, such as research conducted by advanced researchers as a whole including literature research, overall descriptive-style research, as a whole using the historical approach, in the analysis other than using doctrine analysis also comparison analysis.
Keyword : Kalam Scienc
DAFTAR ISI
Cover ............................................................................................                 1
Abstract.........................................................................................                 2
Daftar Isi .......................................................................................                 3
Kata pengantar ..............................................................................                 4
BAB I PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang .......................................................                 5
I.II Rumusan Masalah ................................................                 5
I.IIITujuan Pembahasan..............................................                 5
BAB II ISI
II.I Pengertian Ilmu Kalam ........................................                 6
II.II Penelitian Pemula................................................                 7
II.III Penelitian Lanjutan............................................                 13
BAB III Penutup
III.I Kesimpulan ........................................................                 18
III.II Saran .................................................................                 19
Glosarry ........................................................................................                 20
Daftar Pustaka ..............................................................................                 21















Kata Pengantar

Assalamualaikum wr.wb.
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Swt, karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nyalah maka kami dapat menyelesaikan sebuah tugas makalah dengan tepat waktu.kami akan mempersembahkan makalah “Model Penelitian Ilmu Kalam“.
Melalui penulisan makalah ini, kita berharap agar kita semua dapat memahami Studi Islam ini tidak hanya menguasai materi tentang keislaman, juga untuk memberi bekal metodologi yang dapat digunakan untuk melakukan kajian dan penilitian tentang studi islam secara mandiri. Dengan demikian masyarakat pada umumnya dan mahasiswa yang mengkaji  Studi Islam tidak hanya mendapatkan materinya, melainkan juga metodologinya .selain itu pendakatan tersebut juga sejalan dengan belajar orang dewasa di perguruan tinggi. Yaitu belaajar yang didasarkan pada asumsi bahwa peserta didik telah memiliki informasi yang dapat didorong untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Namun demikian disadari bahwa sungguhpun makalah ini masih mengalami banyak kekurangan maupun kesalahan baik kesalahan dalam kosa kata maupun isi dari seluruh makalah ini. Dan semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca. Kami sebagai penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan untuk itu apa bila terjadi kesalahan ataupun kekurangan kami menerima kritik dan saran yang kami harapkan demi kebaikan kami untuk kedepannya.
Wassalamualaikum Wr.Wb.


Metro,  14 November 2017


Penulis  



BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Ilmu kalam merupakan ilmu yang membahas tentang keesaan ALLAH, yang berisi keyakinan-keyakinan kebenaran agama yang di perintahkan melalui a Ilmu kalam atau metodologi termasuk salah satu bidang studi Islam yang amat dikenal baik oleh kalangan akademis maupun oleh masyarakat pada umumnya. Hal ini antara lain terlihat dari keterlibatan ilmu tersebut dalam menjelaskan berbagai masalah yang muncul di masyarakat. Keberuntungan atau kegagalan seseorang dalam kehidupannya sering dilihat dari sisi teologi. Dengan kata lain, berbagai masalah yang terjadi di masyarakat seringkali dilihat dari sudut teologi. Hal tersebut diatas merupakan fenomena yang cukup menarik untuk diteliti secara leebih seksama. Itulah sebabnya telah banyak karya ilmiah yang ditulis para ahli dengan mengambil tema kajian masalah teologi, dan itu pula yang selanjutnya teologi menjadi salah satu bidang kajian islam mulai dari tingkat pendidikan dasar, sampai dengan pendidikan tinggi. Pada bagian ini, pembaca akan diajak untuk mengkaji secara saksama model penelitian ilmu kalam yang dilakukan para ahli, baik penelitian pemula, maupun penelitian lajutan yag bersifat deskriptif anallitis, dengan terlebih dahulu mengemukakan pengertian Ilmu Kalam tersebut. rgument-argumen rasional,  jika pembahasan ilmu kalam hanya berkisar pada keyakinan-keyakinan tanpa adanya argument-argumen yang rasional maka lebih spesifik disebut dengan ilmu tauhid / aqidah.

1.2              Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian Ilmu kalam?
2.    Jelaskan model-model penelitian ilmu kalam!

1.3              Tujuan Pembahasan
1.      Mengetahui pengertian ilmu kalam
2.      Mengetahui model-model penelitian ilmu kalam

BAB II
MODEL-MODEL PENELITIAN ILMU KALAM




II.I      Pengertian Ilmu Kalam
Menurut Ibnu Khaldun,sebagaimana dikutip A.Hanafi , Ilmu Kalam ialah ilmu yang berisi alasan alasan mempertahankan kepercayaan –kepercayaan iman dengan menggunakan dalil-dalil pikiran dan berisi bantahan-bantahan terhadap orang-orang yang meneyeleweng dari kepercayaan kepercayaan aliran golongan salaf dan ahli sunah.[1]
Selain itu ada pula yang mengatakan bahwa Ilmu Kalam ialah ilmu yang membicarakan bagaimana menetapkan kepercayaan-kepercayaan keagamaan dengan bukti-bukti yang meyakinkaan. Didalam ilmu ini dibahas tentang cara ma’rifat (mengetahuinya secara mendalam) tentang sifat-sifat Allah dan para Rasul-Nya dengan mnggunakan dalil-dali yang pasti guna mencapai kebahagia hidup yang abadi .ilmu ini termasuk infuk agama dan paling utama bahkann paling mulia, karena berkaitan dengan zat Allah ,zat para Rasul-Nya. [2]
Berdasarkan batasan tersebut nampak terlihat bahwa teologi adalah ilmu yang pada intinya berhubungan dengan masalah ketuhanan. Hal ini tidaklah salah, karena harfiah teologi berasal dari kata teo yang berarti Tuhan dan  logi yang berarti ilmu.[3]
Namun dalam masalah perkemabngan selanjutnya Ilmu Teologi juga berbicara tentang berbagai masalah yang berkaitan dengan keimanan serta akibat-akibatnya, seperti masalah iman, kufur, musyrik, murtad; masalah kehidupan akhirat dengan berbagai kenikmatan atau penderitaaannya; hal-hal yang membawa pada semakin tebal dan tipisnya iman; hal-hal yang berkaitan dengan kalamullah yakni Alquran: status orang yang tidak beriman dan sebagainy. Sejalan dengan perkembangan ini, maka Teologi terkadang dinamai pula Ilmu Tauhid, Ilmu Ushuluddin, Ilmu ‘Aqaid, dan ilmu ketuhanan. Dinamai Ilmu Tauhid, karena ilmu ini mengajak orang agar meyakini dan mempercayai hanya pada satu Tuhan, yaitu Allah Swt. Selanjutnya dinamai Ilmu Ushuluddin, karena ilmu ini membahas pokok-pokok kegamaan yaitu keyakinan dan kepercayaan kepada Tuhan; dinamai pula dengan Ilmu ‘Aqaid,karena dengan ilmu ini seseorang diharapkan agar meyakini dalam hatinya secara mendalam dan meningkatkan dirinya hanya pada Allah sebagai Tuhan.[4]
Dari beberapa pendapat diatas dapat diketahui bahwa teologi adalah ilmu yang secara khusus membahas tentang masalah ketuhana serta berbagai masalah yang berkaitan dengannya berdasarkan dalil-dalil yang meyakinkan. [5]

A.                Model-Model Penelitian Ilmu Kalam
Secara garis besar penelitian ilmu kalam dibagi menjadi dua bagian.pertama, penelitian yang bersifat dasar dan pemula; dankedua , penelitian yang bersifaat lanjutan atau pengembangan dari penelitian model pertama. Penelitian model pertama ini sifatnya baru pada tahap membangun ilmu kalam menjadi suatu disiplin ilmu yang merujuk pada alquran dan hadis serta berbagai ppendapat tentang kalam yang dikemukakan oleh berbagai aliran teologi. Sedangkan penelitian model kedua sifatnya hanya mendeskripsikan tentang adanya kajian ilmu kalam dengan menggunakan bahan-bahan rujukan yang dihasilkan oleh penelitian model pertama.[6]

II.II     Penelitian Pemula
Abu Manshur Muhammad Bin Muhammad Bin Mahmud Al-Maturidy Al Samarqandy telah menulis buku teologi berjudul kitab at-Tauhid. Buku ini telah ditahkik oleh Fathullah Khalif, magister dalam iidang sastra pada Universitas Iskandariyah dan Doktor Filsaafat pada Universitas Cambridge. Dalam buku tersebut telah dikemukakan riwayat hidupnya secara singkat dari Al-Maturidy dan juga telah dikemukakan berbagai masalah yang detail dan rumit di bidang ilmu kalam.diantara dibahas tentang cacatnya taklid dalam hal beriman serta kewajiban mengeyajio gama dengan dalil al-sama’(dalil nakli) dan dalil akli; pembahasan tentang alam, antrophormisme atau paham jisim pada Tuhaan, sifat-sifat Allah, perbedaan paham diantara manusia tentang cara Allah menciptakan makhluk, perbuatan mmakhluk, paham qadariyah, qada dan qadar, masalah keimanan, serta tidak adanya dispensasi dalam hal islam dan iman.[7]
Doktrin-doktrin teologi Al-Maturidi yaitu pemikiran tentang akal dan wahyu,perbuatan manusia,sifat tuhan,melihat tuhan, kalm tuham perbuatan manusia, pengutusan Rasul dan pelaku dosa besar.[8]


b.                  Model Al-Imam Abi Al-Hasan Bin Isma’il Al-Asy’ari
Al-Imam Abi Al-Hasan Bin Isma’il Al-Asy’ari yang wafat pada 330 Hijriah telah menulis buku berjudul Maqalat al-Islamiyyin wa Ikhtilaf al-Mushallin. Buku ini telah ditahkik oleh Muhammad Muhiyyidin‘Abd Al-Hamid, sebanyak dua juz. Juz pertama setebal 351 halaman,sedangkan juz kedua sebanyak 279 halaman.pada juz pertama membahas mengenai permulaan timbulnya masalah perbedaan pendapat dalaam kalangan umat islam yang disebabkan karena perbedaan dalam bidang kepemimpinan (imamah dan politik) yang dimulai dari zaman Usman bin Affan; pembahasan tentang alirn-aliran induk (Ummahat al-Firq) yang jumlahny mencapai sepuluh. Yang pertama adalah aliran syi’ah yang jumlaahnya ,mencapai lima belas aliran yaitu al-bayaniyah, al-jinabiyyah,al-buriyah,al-mughayyirah,al-manshburiyah,al-khitbabiyah,al-ma’maariyah,al-baghiziyah,al-amiriyah,al-mufdillah,al-bululiyah,al-qailunan ilahiyatu ‘Ali, al-rafidlah,al-sabi’yah, al-muwaffidah dan al-imamiyah dan al-imamiyah  ini dibagi lagi menjadi dua puluh empat golongan.[9]
Selanjutnya dalam buku tersebut dibahas pula tentang perbedaan pendapat disekitar penanggung arasy (bamalatul arsy), kebolehan bagi Allah dalam menciptakan alam, tentang Alquran, perbuatan hamba, kehendak Allah, kesanggupan manusia, perbuatan manusia dan binatang,kelahiran, kembalinya kematian kedunia sebelum datangnya hari kiamat, masalah imamah(kepemimpinan), masalah kerasulan, masalah keimanan, janji baik dan buruk ,siksaan bagi anak kecil, tentang tahkim (arbitase), hakikat manusia, aliran khawarij dan berbagai sektenya, dan masih banyak lagi  masalah rumit yang pada hemat penulis belum banyak diikaji oleh kalangan yang mengaku dirinyasebagai penganut teologi Asy’ariyah.[10]
Pemikiran pemikiran Al-Asy’ari yang terpenting adalah menganai tuhan dan sifat-sifatnya, kebebebasan dalam berkehendak, akal dan wahyu dan kriteria yang baik dan buruk,Qadimnya Al-Qur’an,melihat Allah,keadilan dan kedudukan orag berdosa.[11]

c.                   Model Abd’ Al-Jabbar bin Ahmad.
Abd’ Al-Jabbar bin Ahmad menulis buku berjudul syarh al-Ushul al-Khamsah yang teblnya mencapai 805 halaman. Buku ini telah ditahkik oleh Doktor Abd al-Karim ‘Usmnan dan diterbitkan oleh penerbit maktabah wabbah tanpa menyebutkan tahunnya.  Buku ini adalah untuk kajian secara mendalam dan detail mengenai Mu’tazilah tanpa didahului pandangan buruk sangka. Hal ini penting dilakukan karena hngga saat ini mayoritas umat islam memandang Mu’tazilah agak kurang proposional atau menghakimi secara sepihak tanpa memberikan kesempatan pada Mu’tazillah untuk melakukan pembelaan diri. Sikap buruk sangka dan tidak proposional terhadap Mu’tazillah tersebut mungkin disebabkan karena balas dendam atas keburukan yang pernah dilakukan sebagai oknum di Mu’tazilah tersebut mungkindisebabkan karena dendam lama atas keburukan yang pernah dilakukan sebagian oknum Mu’tazilah dizaman Al-Ma’mun. [12]
Diketahui bahwa ajaran pokok Mu’tazilah ada lima yaitu al-Tauhid,yaitu menegsakan Allah,al-Adl yaitu paham keadilan Tuhan, al-wa’ad al-wa’id yakni paham janji baik dan buruk diakhirat, Al-Manzilah bain al-manzilatain serta amar ma’ruf nabi munkar. Diantaranya kewajiban yang utama dalam mengetahui Allah, makna wajib, makna keburukan, hakikat pemikiran dan macam-macamnya, pembagian manusia, urusan dunia dan akhirat, makna berfikir,dan sebagainya.[13]

d.         Model Thahawiyah
Imam Thahawiyah telah menulis buku berjudul syarh al-Akidah al-Thamamiyah yang telah ditahkik oleh sekelompok para ulama dan diperiksa (diedit) oleh Muhammad Nashir Al-Din Al-Bayai dan diterbitkan oleh Al-Maktab Al-Islamy pada tahun 1984. Buku yang tebalnya 536 halaman ini secara keseluruhan membahas teologi dikalangan ulama salaf, yaitu ulama yang belum dipengaruhi pemkiran Yunani dan pemikiran lainnyaa yang berasal dari luar isla, atau bukan dari Alquran dan Alsunnah. Dalam buku ini antara lain diibahas tentang kewajiban mengimani apa yang dibawa oleh para rasul, kewajiban mengikuti ajaran rasul, makna tauhid,tauhid uluhiyah dan tauhid rububiyah,tafsir potongan ayat  ma itakhaza Allah min walad (Allah tidak mengambil anak), macam macam tauhid yang dibawa oleh para rasul,tafsir potongan ayat Laitsa ka mitslibi syaiun (tidak ada yag seupa dengan Allah) , mengenai wujud yang berada diluar zat, tafsir mengani qudrat dan penejalsan bahwa Allah tidak dapat dilemahkan oleh segala sesuatu, tafsir kalimat laila ha illa Allah , pembahasan menganai sifat Al-hayat, kelangsungan sifat yang utama , sifat zat dan sifat perbuata bagi Allah, apakah sifat merupakan tambahan atas zat atau bukan dan masalah lainnya yang jumlahnya lebih dari dua ratus pokok masalah.[14]

e.                   Model Al-Imam Al-Haramain Al-Juwainy (478 H.)
Imam Al-Haramain Al-Juwainy yang dikenal sebagai guru dari Imam Al-Ghazali men8ulis buku berjudul al-Syamsi fii Ushul al-Din yang tebalnya 729 halaman. Buku ini telah ditahkik oleh Ali Sami Al-Nasyr, Fashil Badir Uwan dan Suhir Muhammad Mukhtar, dan diterbitkan oleh penerbit Al-Ma’arif Iskandariyah tahun 1969. Buku iini membahsa tentang hakikat jaubar (substansi),arad (aksden) menurut pendapat para ahli; kitab tauhid yang didalamnya membahsa tentang hakikat tauhid , kelemahan Kaum Mu’tazilah , penolakan terhadap pendapat yang mengatakan bahwa Tuhan memiliki jisim; pembahasan tentaang akidah;kajian tentang dalil atas kesucian Allah Swt;pembahasan tentang ta’wil ,pembahasan tentang sifat-sifaat bagi Allah, masalah illah atau sebab.[15]
Selain itu Imam Al-Haramain Al-Juwainy juga telah menuliskan buku yang berjudul Kitab Al-Irsyad Illa Qawathi’ al-adillah fi Ushul al-‘Itiqad li Imam Al-Haramain Al-Juwany.buku ini telah dtahkik oleh Doktor Yusuf Musa dosen pada Fakultas UshunAl-Din Mesir, dan Ali Abd Al-Mun’im Abd Al-Hamid , diterbitkan oleh Maktabah Al-Halabi Mesir. dalam buku ini dibhasa tentang ketentuan berfikir, hakekat ilmu, barunya alam,sifat-sifat yang wajib bagi Allah, penentuan sifat itu dengan sifat maknawiyah, tentang dapat dilihatnya Allah di Akhirat,penciptaan perbuatan yang baik dan dan terbaik,penetapan tentang kenabian, tentang sifat-ssfat kehidupan di akhirat,tentang tabat dan tentang Imam.[16]

f.                   Model Al-Ghazali (w. 1111 M.)
Imam Al-Ghazali yang pernah belajar pada Imam Al-Haramain sebagaimana disebutkan di atas, dan dikenal sebagai Hujjatul Islam telah pula menulis buku berjudul al-Iqtishad fi al-I’tiqad, dan telah diterbitkan pada tahun 1962 di Mesir. Dalam buku ini dibahas tentang pembahasan bahwa ilmu sangat diperlukan dalam memahami agama, tentang perlunya ilmu sebagai fardlu kifayah, pembahasan tentang zat Allah, tentang qadimnya alam, tentang bahwa pencipta alam tidak memiliki jisim, karena jisim memerlukan pada materi dan bentuk; dan penetapan tentang kenabian Muhammad saw. [17]

g.                  Model Al-Amidy (551-631 H)
Saif Al-Din Al-Amidy menulis buku berjudul Ghayah al-Maram fi Ilmu Kalam. Buku yang tebalnya 458 halaman ini telah ditahkik oleh Hasan Mahmud ‘Abd Al-Lathif dan diterbitkan pada tahun 1971. Dalam buku ini telah dibahas tentang sifat-sifat yang wajib bagi Allah, sifat-sifat nafsiyah yaitu sifat iradah, sifat ilmu, sifat qudrat, dan sifat idrakat; pembahasan tentang sifat yang jaiz bagi Allah, pembahasan tentang keesaan Allah Ta’ala, perbuatan yang bersifat wajib al-Wujud, tentang tidak ada pencipta selain Allah, tentang barunya alam serta tidak adanya sifat tasalsul dan tentang imamah.[18]

h.                  Model Al-Syahrastani
Syaikh Al-Imam Al-Alim Abd Al-Karim Al-Syahrastani menulis buku berjudul Kitab Nihayah al-Iqdam fi Ilmi al-Kalam sebanyak dua jidil. Jilid pertama berjumlah 551 halaman, sedangkan jilid kedua berjumlah 237 halaman. Dalam buku ini dibahas dua puluh masalah yang berkaitan dengan teologi. Diantaranya tentang baharunya alam, tauhid, tentang sifat-sifat azali, hakikat ucapan manusia, tentang Allah sebagai yang Maha Mendengar dan perbuatan yang dilakukan seorang hamba sebelum datangnya syari’at. Selanjutnya dalam karyanya berjudul al-Milal wa al-Nihal, yang tebalnya 520 halaman, Al-Syahrastani selain berbicara tentang Islam, Iman, dan Ihsam, juga membahas berbagai aliran teologi Islam seperti Mu’tazilah lengkap dengan tokoh-tokohnya; sifatiyah yang didalamnya dimasukkan Al-Asy’ariyah, Al-Musyabihah dan Al-Karamiyah; Khawarij, Murji’ah dan Al-Wa’idiyah, Syi’ah, lengkap dengan berbagai aliran yang ada didalamnya.[19]
.
i.                    Model Al-Bazdawi
Al-Bazdawi, yang oleh sebagian peneliti dimasukkan sebagai kelompok Asy’Ariyah menulis buku berjudul kitab Ushul al-Din yang tebalnya mencapai 260 halaman. Buku ini telah ditahkik oleh Doktor Hanaz Birlis dan diterbitkan oleh penerbit Isa Al-Baby Al-Halaby pada tahun 1963 di Mesir. Dalam buku ini dibahas tentang perbedaan pendapat para ulama mengenai mempelajari ilmu kalam, mengajarkan dan menyusunnya, perbedaan pendapat para ulama mengenai sebab-sebab seorang hamba mengetahui sesuatu, pancaindera yang liam, definisi mengenai ilmu pengetahuan, dan masih banyak lagi teologi hingga 97 permasalahan. [20]
Seluruh penelitian yang dilakukan para ulama yang hasilnya telah dituangkan dalam berbagai buku tersebut dapat dikategorikan sebagai penelitian pemula. Dengan demikian, penelitian tersebut bersifat eksploratif yakni menggali sejauh mungkin ajaran teologi Islam yang diambil dari Al-quran dan hadis serta berbagai pendapat yang dijumpai dari pemikir di bidang teologi Islam. Karena sifatnya sebagai penelitian eksploratif, penelitian tersebut tidak menguji suatu teori atau mencari pembenaran atas suatu konsep yang ingin dibangun. Penelitian tersebut murni bersifat penggalian mengingat sebelumnya belum ada penelitian yang dilakukan para ahli. Seluruh penelitian tersebut tampak menggunakan pendekatan doktriner atau subtansi ajaran, karena yang dicari adalah rumusan ajaran dari berbagai golongan atau aliran yang ada dalam Ilmu Kalam. [21]

II.III    Penelitian Lanjutan
Selain penelitian yang bersifat pemula sebagaimana tersebut di atas, dalam bidang Ilmu Kalam ini juga dijumpai penelitian yang bersifat lanjutan. Yaitu penelitian atas sejumlah karya yang dilakukan oleh para peneliti pemula. Pada penelitian lanjutan ini, para peneliti mencoba melakukan deskripsi, analisis, klasifikasi, dan generalisasi. Berbagai hasil penelitian lanjutan ini dapat dikemukakan sebagai berikut.[22]
.
a.                  Model Abu Zahrah
Abu Zahrah mencoba melakukan penelitian terhadap berbagai aliran dalam bidang politik dan teologi yang dituangkan dalam karyanya berjudul Tarikh al-Mazahih al-Islamiyah fi Al-Siyasah wa al-‘aqaid. Permasalahan teologi yang diangkat dalam penelitiannya di sekitar masalah objek-objek yang dijadikan pangkal pertentangan oleh berbagai aliran dalam bidang politik yang berdampak pada masalah teologi. Selanjutnya, dikemukakan pula tentang berbagai aliran dalam mazhab Syi’ah yang mencapai dua belas golongan, diantaranya Al-Sabaiyah, AL-Ghurabiyah, golongan-golongan yang keluar dari Syi’ah, Al-Kisaniyah, Al-Zaidiyah, Itsna Asyariyah, Al-Imamiyah, Isma’iliyah. Selanjutnya dikemukakan pula aliran khawarij dengan berbagai sektenya yang jumlahnya mencapai enam aliran; Jabariyah dan Qadariyah, Mu’tazilah, dan Asy’ariyah lengkap dengan berbagai pandangan teologinya. [23]

b.                  Model Ali Mushthafa Al-Ghurabi
Ali Mushthafa Al-Ghurabu, sebagaimana Abu Zahrah tersebut, memusatkan penelitiannya pada masalah berbagai aliran yang terdapat dalam Islam serta pertumbuhan Ilmu Kalam di kalangan masyarakat Islam. Hasil penelitiannya itu, ia tuangkan dalam karyanya berjudul Tarikh al-Firaq al-Islamiyah wa Nasy’atu ilmu al-Kalam ‘ind al-Muslimin. Dalam hasil penelitiannya itu ia mengungkapkan antara lain sejarah pertumbuhan ilmu kalam, keadaan akidah pada zaman Nabi Muhammad, zaman Khulafaur Rasyidin, Zaman Bani Umayyah dengan berbagai hasil permasalahan teologi yang muncul pada setiap zaman tersebut. Setelah itu dilanjutkan dengan pembahasan mengenai aliran Mu’tazilah lengkap dengan tokoh-tokoh dan pemikiran teologinya; pembahasan tentang aliran Khawarij lengkap dengan tokoh dan pemikirannya. [24]

c.                   Model Abd Al-Lathif Muhammad Al-‘Asyr
Abd Al-Lathif Muhammad Al-‘Asyr secara khusus telah melakukan peneltian terhadap pokok-pokok pemikiran yang dianut Aliran Ahl Sunnah. Hasil penelitiannya ini telah dituangkan dalam karyanya yang berjudul al-Ushul al-Fikriyyah li Mazhab Ahl al-Sunnah yang tebalnya 162 halaman. Buku yang merupakan hasil penelitian ini telah diterbitkan oleh Dar al-Nahdlah al-Arabiyah di Mesir tanpa menyebutkan tahunnya. Dalam buku ini antara lain dibahas tentang pokok-pokok yang menyebabkan timbulnya perbedaan pendapat dikalangan umat Islam; masalah mantiq dan falsafah, hubungan mantiq dengan ilmu-ilmu kemanusiaan, bentuk dan pemikiran, pembentukan konsep, barunya alam, sifat yang melekat pada Allah Azza wa Jalla, nama-nama Tuhan, keadilan Tuhan, penetapan kenabian, mu’jizat dan karomah, rukun Islam, Iman dan Ihsan, serta ijtihad dalam hukum agama. [25]

d.                  Model Ahmad Mahmud Shubhi
Doktor Ahmad Mahmud Shubhi adalah dosen filsafat Islam Fakultas Adab Universitas Iskandariyah. Ia telah melakukan penelitian dalam bidang teologi Islam, dan telah dipublikasikan dengan judul Fi Ilmi Kalam dalam dua buku. Buku pertama yang tebalnya 368 halaman khusus berbicara mengenai aliran mu’tazilah lengkap dengan ajaran dan tokoh-tokohnya; sedangkan buku kedua yang tebalnya 344 halaman khusus berbicara tentang aliran Asy’ariyah lengkap dengan ajaran dan tokoh-tokohnya. [26]

e.                   Model Ali Sami Al-Nasyr dan Ammar Jam’iy Al-Thaliby
Ali Sami Al-Nasyr dan Ammar Jam’iy Al-Thaliby telah melakukan penelitian khusus terhadap akidah kaum salaf dengan mengambil tokoh Ahmad Ibn Hambal, Al-Bukhari, Ibn Kutaibah dan Usman Al-Darimy. Buku tersebut telah diterbitkan oleh Al-Maarif Iskandariyah tanpa menyebutkan tahunnya. Dalam buku tersebut telah diungkap tentang pemikiran kaum salaf yang berasal dari tokoh-tokohnya yang menonjol itu. Dari kalangan ulama Indonesia yang melakukan penelitian terhadap pemikiran teologi salafiyah dilakukan oleh Abu Bakar Atjeh. Hasil penelitiannya ini telah tuangkan dalam bukunya berjudul salaf (Salaf as-Shalih Islam Salam Masa Murni) sebanyak dua jilid, diterbitkan oleh Permata Jakarta tahun 1970. Dalam buku tersebut selain dikemukakan tentang kelebihan salaf, pandangan salaf terhadap Al-quran dan Al-Sunnah, salaf dan keyakinan dan hukum, juga di bahas tentang pertumbuhan aliran yang terdiri dari sebab-sebab pertumbuhan aliran Ahmad Ibn Hambal, bantuan Asy’ari, bantuan Maturidi, dan salaf tabi’in[27]



f.                   Model Harun Nasution
Harun Nasution lahir pada selasa 23 september 1919 di Sumatera.ayahnya Abdul Jabar Ahmad adalah seorang ulama ang mengetahui kitab-kitab jawi. Harun Nasution  dikenal sebagai Guru Besar Filsafat dan Teologi banyak menyurahkan perhatiannya pada penelitian di bidang pemikiran teologi Islam (Ilmu Kalam). Salah satu hasil penelitiannya yang selanjutnya dituangkan dalam buku adalah buku Fi Ilm al-Kalam (Teologi Islam). Dalam buku tersebut selain dikemukakan tentang sejarah timbulnya persoalan-persoalan teologi dalam Islam, juga dikemukakan tentang berbagai aliran teologi Islam lengkap dengan tokoh-tokoh pemikirannya. Setelah itu Harun Nasution melakukan analisa dan perbandingan terhadap masalah akal dan wahyu, free will dan presestination, kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan, keadilan Tuhan, perbuatan-perbuatan Tuhan, sifat-sifat Tuhan dan konsep iman. [28]
            Pemikiran Kalam Harun Nasution adalah peranan akal,pembaharuan teologi dan hubungan antara akal dan wahyu.[29]
Dari berbagai penelitian yang sifatnya lanjutan tersebut dapat diketahui model dan pendekatan penelitian yang dilakukan dengan mengemukakan ciri-cirinya sebagai berikut. Pertama, penelitian yang dilakukan peneliti lanjutan tersebut secara keseluruhan termasuk penelitian kepustakaan, yaitu penelitian yang mendasarkan pada data yang terdapat dalam berbagai sumber tujukan di bidang teologi Islam. Kedua, secara keseluruhan penelitiannya bercorak deskriptif, yaitu penelitian yang tekanannya pada kesungguhan dalam mendeskripsikan data selengkap mungkin. Ketiga, dari segi pendekatan yang yang digunakan secara keseluruhan menggunakan pendekatan historis, yakni mengkaji masalah teologi tersebut berdasarkan data sejarah yang ada dan juga melihatnya sesuai dengan konteks waktu yang bersangkutan. Keempat, dalam analisisnya selain menggunakan analisis doktrin juga analisis perbandingan, yaitu dengan mengemukakan isi doktrin ajaran dari masing-masing aliran sedemikian rupa, dan setelah itu barulah dilakukan perbandingan. [30]

Penelitian di atas jelas bermanfaat dalam rangka memberikan informasi yang mendalam dan komprehensif tentang berbagai aliran teologi Islam. Namun penelitian tersebut kelihatannya belum membantu orang yang membacanya untuk dapat mengembangkan ilmu tersebut, dan tidak dikemukakan faktor-faktor yang melatarbelakangi mangapa para ulama di zaman dahulu mampu meresponi berbagai masalah sosial kemasyarakatan melalui pendekatan teologis. Karenanya metode dan pendekatan dalam penelitian teologi ini perlu dikembangkan lebih lanjut.[31]



BAB III
PENUTUP



III.I       KESIMPULAN


  Secara garis besar penelitian ilmu kalam dibagi menjadi dua bagian.pertama, penelitian yang bersifat dasar dan pemula; dan kedua , penelitian yang bersifat lanjutan atau pengembangan dari penelitian model pertama.
Pada penelitian yang bersifat dasar dan pemula ada sembilan model penelitian yang dilakukan oleh para tokoh, diantaranya Abu Manshur Muhammad Bin Muhammad Bin Mahmud Al-Maturidy Al-Samarqandy, Al-Imam Abi Al-Hasan Bin Isma’il Al-Asy’ari, Abd’ Al-Jabbar bin Ahmad, Imam Thahawiyah, Imam Al-Haramain Al-Juwainy, Imam Al-Ghazali, Saif Al-Din Al-Amidy, Syaikh Al-Imam Al-Alim Abd Al-Karim Al-Syahrastani, Al-Bazdawi. Pada penelitian pemula ini bersifat eksploratif yakni menggali sejauh mungkin ajaran teologi Islam yang diambil dari Al-quran dan hadis serta berbagai pendapat yang dijumpai dari pemikir di bidang teologi Islam. Karena sifatnya sebagai penelitian eksploratif, penelitian tersebut tidak menguji suatu teori atau mencari pembenaran. Penelitian tersebut murni bersifat penggalian mengingat sebelumnya belum ada penelitian yang dilakukan para ahli.
Sedangkan penelitian model kedua sifatnya hanya mendeskripsikan tentang adanya kajian ilmu kalam dengan menggunakan bahan-bahan rujukan yang dihasilkan oleh penelitian model pertama. Tokoh-tokohnya antara lain Abu Zahrah, Ali Mushthafa Al-Ghurabi, Abd Al-Lathif Muhammad Al-‘Asyr, Ahmad Mahmud Shubhi, Ali Sami Al-Nasyr dan Ammar Jam’iy Al-Thaliby, dan Harun Nasution. Dari berbagai penelitian yang sifatnya lanjutan tersebut dapat diketahui model dan pendekatan penelitian yang dilakukan dengan mengemukakan ciri-cirinya, seperti penelitian yang dilakukan peneliti lanjutan tersebut secara keseluruhan termasuk penelitian kepustakaan, secara keseluruhan penelitiannya bercorak deskriptif, secara keseluruhan menggunakan pendekatan historis,  dalam analisisnya selain menggunakan analisis doktrin juga analisis perbandingan.












III.II      SARAN
              Dalam makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat didalamnya, baik dari segi penulisan, susunan kata, bahan referensi, dan lainnya. Oleh karena itu penulis mengharapkan masukan dari pihak pembaca sebagai pengetahuan untuk mewujudkan perubahan yang lebih baik di masa yang akan datang.
Demikianlah makalah yang sederhana ini kami susun semoga dapat bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Akhirnya saya merasa kerendahan hati sebagai manusia yang mempunyai banyak sekali kekurangan. Oleh sebab itu kritik dan saran–bahkan yang tidak membangun sekalipun- kami tunggu demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga niat baik kita diridhai oleh Allah SWT. Amin.





Glosarry
Arbitase
Pembelian dan penjualan secara silmultan atas barang yang sama di dalam dua pasar atau lebih dengan harapam akan memperoleh laba dari perbedaan harganya
Eksploratif
(eksplorasi) penjajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak terutama sumber-sumber alam yang terdapat ditempat itu.
Kalam
Secara harafiah berarti perkataan atau ucapan. Dalam arti yang lebih khusus,kalam diartikan sebagai ilmu yang membahas tentang Tuhan dengan berbagai aspek yang sama dengannya.
Salaf
Ulama-ulama terdahulu
Sekte
Kelompok orang yang mempunyai kepercayaan atau pandangan agama yang sama, yang berbeda dari pandangan agama yang lazim diterima oleh para penganut agama tersebut.
Substansi
Isi pokok
Tahkik
Penetapan kebenaran dengan bukti yang sah








Daftar Pustaka
            Prof.Dr.H.Nata,Abuddin,M.A, Metodologi Studi Islam,(Jakarta: PT. Praja Grafindo Persada,2016),cet.22.           
Prof.Dr.Rosihon Anwar,M.Ag.;Prof.Dr.Abdul  Rozak,M.Ag.IlmuKalam. (Bandung:Pustaka Setia,2011).









No comments:

Post a Comment

MANAJEMEN PENGKREDITAN RAKYAT

A.     Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya suatu perekonomian atau perkembangan suatu kegiatan usaha dari suatu perusahaa...