METODOLOGI DAN STUDI ISLAM
MODEL PENELITIAN ILMU KALAM

Disusun
Oleh :
1. Devi
Wahyuni (1702100019)
2. Eka
Mita Lestari (1702100032)
3. Muslimin
(1702100063)
4. Poppy
Reza Alvina (1702100069)
PROGRAM
STUDI S1-PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
2017/2018
ABSTRACT
Kalam
Science Research Model
Islamic Study
Methodology is one of the compulsory courses in the first semester of the State
Islamic Institute of Metro. The Islamic Study Methodology is the science
surrounding the various methods commonly used in Islamic studies. One of them
is about kalam science research model. As is known, kalam science is the basis
of the deity related to the faith. In general, kalam science research is
divided into two parts. First, basic and novice research; and second, advanced
research or development of first-model research.
In basic and novice
research there are nine models of research conducted by the figures, including
Abu Manshur Muhammad Bin Muhammad Bin Mahmud Al-Maturidy Al-Samarqandy, Al-Imam
Abi Al-Hasan Bin Isma'il Al-Ash'ari, Abd 'Al-Jabbar ibn Ahmad, Imam Thahawiyah,
Imam Al-Haramain Al-Juwainy, Imam Al-Ghazali, Saif Al-Din Al-Amidy, Shaykh
Al-Imam Al-Alim Abd Al-Karim Al-Syahrastani, Al-Bazdawi. In this novice
explorative research is exploring as far as possible the teachings of Islamic
theology taken from Al-quran and hadith as well as various opinions found from
thinkers in the field of Islamic theology. Because of its nature as explorative
research, the study does not test a theory or seek justification. The research
is purely excavative considering there has not been any research done by
experts.
While the second model
research is only describe the nature of kalam science studies using reference
materials produced by the first model research. His characters include Abu
Zahrah, Ali Mushthafa Al-Ghurabi, Abd Al-Lathif Muhammad Al-'Asyr, Ahmad Mahmud
Shubhi, Ali Sami Al-Nasyr and Ammar Jam'iy Al-Thaliby, and Aaron Nasution. From
a variety of studies that are advanced can be known model and research approach
that is carried out by expressing its characteristics, such as research
conducted by advanced researchers as a whole including literature research, overall
descriptive-style research, as a whole using the historical approach, in the
analysis other than using doctrine analysis also comparison analysis.
Keyword : Kalam Scienc
DAFTAR
ISI
Cover
............................................................................................ 1
Abstract......................................................................................... 2
Daftar
Isi ....................................................................................... 3
Kata
pengantar .............................................................................. 4
BAB
I PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang ....................................................... 5
I.II
Rumusan Masalah ................................................ 5
I.IIITujuan
Pembahasan.............................................. 5
BAB
II ISI
II.I
Pengertian Ilmu Kalam ........................................ 6
II.II
Penelitian Pemula................................................ 7
II.III
Penelitian Lanjutan............................................ 13
BAB
III Penutup
III.I
Kesimpulan ........................................................ 18
III.II
Saran ................................................................. 19
Glosarry
........................................................................................ 20
Daftar
Pustaka .............................................................................. 21
Kata
Pengantar
Assalamualaikum
wr.wb.
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Swt,
karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nyalah maka kami dapat menyelesaikan
sebuah tugas makalah dengan tepat waktu.kami akan mempersembahkan makalah “Model
Penelitian Ilmu Kalam“.
Melalui penulisan makalah ini, kita berharap agar kita
semua dapat memahami Studi Islam ini tidak hanya menguasai materi tentang
keislaman, juga untuk memberi bekal metodologi yang dapat digunakan untuk
melakukan kajian dan penilitian tentang studi islam secara mandiri. Dengan
demikian masyarakat pada umumnya dan mahasiswa yang mengkaji Studi Islam tidak hanya mendapatkan
materinya, melainkan juga metodologinya .selain itu pendakatan tersebut juga
sejalan dengan belajar orang dewasa di perguruan tinggi. Yaitu belaajar yang
didasarkan pada asumsi bahwa peserta didik telah memiliki informasi yang dapat
didorong untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Namun demikian disadari bahwa sungguhpun makalah ini masih
mengalami banyak kekurangan maupun kesalahan baik kesalahan dalam kosa kata
maupun isi dari seluruh makalah ini. Dan semoga makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi pembaca.
Kami sebagai penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
untuk itu apa bila terjadi kesalahan ataupun kekurangan kami menerima kritik
dan saran yang kami harapkan demi kebaikan kami untuk kedepannya.
Wassalamualaikum
Wr.Wb.
Metro, 14 November
2017
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ilmu kalam
merupakan ilmu yang membahas tentang keesaan ALLAH, yang berisi
keyakinan-keyakinan kebenaran agama yang di perintahkan melalui a Ilmu kalam
atau metodologi termasuk salah satu bidang studi Islam yang amat dikenal baik
oleh kalangan akademis maupun oleh masyarakat pada umumnya. Hal ini antara lain
terlihat dari keterlibatan ilmu tersebut dalam menjelaskan berbagai masalah
yang muncul di masyarakat. Keberuntungan atau kegagalan seseorang dalam
kehidupannya sering dilihat dari sisi teologi. Dengan kata lain, berbagai
masalah yang terjadi di masyarakat seringkali dilihat dari sudut teologi. Hal
tersebut diatas merupakan fenomena yang cukup menarik untuk diteliti secara
leebih seksama. Itulah sebabnya telah banyak karya ilmiah yang ditulis para
ahli dengan mengambil tema kajian masalah teologi, dan itu pula yang
selanjutnya teologi menjadi salah satu bidang kajian islam mulai dari tingkat
pendidikan dasar, sampai dengan pendidikan tinggi. Pada bagian ini, pembaca
akan diajak untuk mengkaji secara saksama model penelitian ilmu kalam yang
dilakukan para ahli, baik penelitian pemula, maupun penelitian lajutan yag
bersifat deskriptif anallitis, dengan terlebih dahulu mengemukakan pengertian
Ilmu Kalam tersebut. rgument-argumen rasional, jika pembahasan ilmu kalam
hanya berkisar pada keyakinan-keyakinan tanpa adanya argument-argumen yang
rasional maka lebih spesifik disebut dengan ilmu tauhid / aqidah.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian Ilmu kalam?
2. Jelaskan
model-model penelitian ilmu kalam!
1.3
Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui
pengertian ilmu kalam
2. Mengetahui
model-model penelitian ilmu kalam
BAB
II
MODEL-MODEL
PENELITIAN ILMU KALAM
II.I Pengertian Ilmu Kalam
Menurut Ibnu Khaldun,sebagaimana
dikutip A.Hanafi , Ilmu Kalam ialah ilmu yang berisi alasan alasan
mempertahankan kepercayaan –kepercayaan iman dengan menggunakan dalil-dalil
pikiran dan berisi bantahan-bantahan terhadap orang-orang yang meneyeleweng
dari kepercayaan kepercayaan aliran golongan salaf dan ahli sunah.[1]
Selain itu ada pula
yang mengatakan bahwa Ilmu Kalam ialah ilmu yang membicarakan bagaimana
menetapkan kepercayaan-kepercayaan keagamaan dengan bukti-bukti yang
meyakinkaan. Didalam ilmu ini dibahas tentang cara ma’rifat (mengetahuinya
secara mendalam) tentang sifat-sifat Allah dan para Rasul-Nya dengan mnggunakan
dalil-dali yang pasti guna mencapai kebahagia hidup yang abadi .ilmu ini
termasuk infuk agama dan paling utama bahkann paling mulia, karena berkaitan
dengan zat Allah ,zat para Rasul-Nya. [2]
Berdasarkan batasan tersebut
nampak terlihat bahwa teologi adalah ilmu yang pada intinya berhubungan dengan
masalah ketuhanan. Hal ini tidaklah salah, karena harfiah teologi berasal dari
kata teo yang berarti Tuhan dan logi yang
berarti ilmu.[3]
Namun dalam masalah
perkemabngan selanjutnya Ilmu Teologi juga berbicara tentang berbagai masalah
yang berkaitan dengan keimanan serta akibat-akibatnya, seperti masalah iman,
kufur, musyrik, murtad; masalah kehidupan akhirat dengan berbagai kenikmatan
atau penderitaaannya; hal-hal yang membawa pada semakin tebal dan tipisnya
iman; hal-hal yang berkaitan dengan kalamullah yakni Alquran: status orang yang
tidak beriman dan sebagainy. Sejalan dengan perkembangan ini, maka Teologi
terkadang dinamai pula Ilmu Tauhid, Ilmu Ushuluddin, Ilmu ‘Aqaid, dan ilmu ketuhanan. Dinamai Ilmu Tauhid, karena ilmu ini
mengajak orang agar meyakini dan mempercayai hanya pada satu Tuhan, yaitu Allah
Swt. Selanjutnya dinamai Ilmu Ushuluddin, karena ilmu ini membahas pokok-pokok
kegamaan yaitu keyakinan dan kepercayaan kepada Tuhan; dinamai pula dengan Ilmu
‘Aqaid,karena dengan ilmu ini
seseorang diharapkan agar meyakini dalam hatinya secara mendalam dan
meningkatkan dirinya hanya pada Allah sebagai Tuhan.[4]
Dari beberapa pendapat
diatas dapat diketahui bahwa teologi adalah ilmu yang secara khusus membahas
tentang masalah ketuhana serta berbagai masalah yang berkaitan dengannya
berdasarkan dalil-dalil yang meyakinkan. [5]
A.
Model-Model Penelitian Ilmu Kalam
Secara garis besar
penelitian ilmu kalam dibagi menjadi dua bagian.pertama, penelitian yang bersifat dasar dan pemula; dankedua , penelitian yang bersifaat
lanjutan atau pengembangan dari penelitian model pertama. Penelitian model pertama
ini sifatnya baru pada tahap membangun ilmu kalam menjadi suatu disiplin ilmu
yang merujuk pada alquran dan hadis serta berbagai ppendapat tentang kalam yang
dikemukakan oleh berbagai aliran teologi. Sedangkan penelitian model kedua
sifatnya hanya mendeskripsikan tentang adanya kajian ilmu kalam dengan
menggunakan bahan-bahan rujukan yang dihasilkan oleh penelitian model pertama.[6]
II.II Penelitian
Pemula
Abu Manshur Muhammad Bin Muhammad Bin Mahmud
Al-Maturidy Al Samarqandy telah menulis buku teologi berjudul kitab at-Tauhid. Buku ini telah ditahkik
oleh Fathullah Khalif, magister dalam iidang sastra pada Universitas
Iskandariyah dan Doktor Filsaafat pada Universitas Cambridge. Dalam buku
tersebut telah dikemukakan riwayat hidupnya secara singkat dari Al-Maturidy dan
juga telah dikemukakan berbagai masalah yang detail dan rumit di bidang ilmu
kalam.diantara dibahas tentang cacatnya taklid dalam hal beriman serta
kewajiban mengeyajio gama dengan dalil al-sama’(dalil
nakli) dan dalil akli; pembahasan
tentang alam, antrophormisme atau paham jisim
pada Tuhaan, sifat-sifat Allah, perbedaan paham diantara manusia tentang
cara Allah menciptakan makhluk, perbuatan mmakhluk, paham qadariyah, qada dan qadar, masalah keimanan, serta tidak adanya dispensasi dalam hal
islam dan iman.[7]
Doktrin-doktrin teologi Al-Maturidi yaitu pemikiran
tentang akal dan wahyu,perbuatan manusia,sifat tuhan,melihat tuhan, kalm tuham
perbuatan manusia, pengutusan Rasul dan pelaku dosa besar.[8]
b.
Model
Al-Imam Abi Al-Hasan Bin Isma’il Al-Asy’ari
Al-Imam Abi Al-Hasan
Bin Isma’il Al-Asy’ari yang wafat pada 330 Hijriah telah menulis buku berjudul
Maqalat al-Islamiyyin wa Ikhtilaf al-Mushallin. Buku ini telah ditahkik oleh
Muhammad Muhiyyidin‘Abd Al-Hamid, sebanyak dua juz. Juz pertama setebal 351
halaman,sedangkan juz kedua sebanyak 279 halaman.pada juz pertama membahas
mengenai permulaan timbulnya masalah perbedaan pendapat dalaam kalangan umat
islam yang disebabkan karena perbedaan dalam bidang kepemimpinan (imamah dan
politik) yang dimulai dari zaman Usman bin Affan; pembahasan tentang
alirn-aliran induk (Ummahat al-Firq) yang
jumlahny mencapai sepuluh. Yang pertama adalah aliran syi’ah yang jumlaahnya ,mencapai
lima belas aliran yaitu al-bayaniyah,
al-jinabiyyah,al-buriyah,al-mughayyirah,al-manshburiyah,al-khitbabiyah,al-ma’maariyah,al-baghiziyah,al-amiriyah,al-mufdillah,al-bululiyah,al-qailunan
ilahiyatu ‘Ali, al-rafidlah,al-sabi’yah, al-muwaffidah dan al-imamiyah dan al-imamiyah ini dibagi lagi
menjadi dua puluh empat golongan.[9]
Selanjutnya dalam buku
tersebut dibahas pula tentang perbedaan pendapat disekitar penanggung arasy
(bamalatul arsy), kebolehan bagi Allah dalam menciptakan alam, tentang Alquran,
perbuatan hamba, kehendak Allah, kesanggupan manusia, perbuatan manusia dan binatang,kelahiran,
kembalinya kematian kedunia sebelum datangnya hari kiamat, masalah
imamah(kepemimpinan), masalah kerasulan, masalah keimanan, janji baik dan buruk
,siksaan bagi anak kecil, tentang tahkim
(arbitase), hakikat manusia, aliran khawarij dan berbagai sektenya, dan masih
banyak lagi masalah rumit yang pada
hemat penulis belum banyak diikaji oleh kalangan yang mengaku dirinyasebagai
penganut teologi Asy’ariyah.[10]
Pemikiran pemikiran
Al-Asy’ari yang terpenting adalah menganai tuhan dan sifat-sifatnya,
kebebebasan dalam berkehendak, akal dan wahyu dan kriteria yang baik dan
buruk,Qadimnya Al-Qur’an,melihat Allah,keadilan dan kedudukan orag berdosa.[11]
c.
Model
Abd’ Al-Jabbar bin Ahmad.
Abd’ Al-Jabbar bin
Ahmad menulis buku berjudul syarh
al-Ushul al-Khamsah yang teblnya mencapai 805 halaman. Buku ini telah
ditahkik oleh Doktor Abd al-Karim ‘Usmnan dan diterbitkan oleh penerbit maktabah wabbah tanpa menyebutkan
tahunnya. Buku ini adalah untuk kajian
secara mendalam dan detail mengenai Mu’tazilah tanpa didahului pandangan buruk
sangka. Hal ini penting dilakukan karena hngga saat ini mayoritas umat islam
memandang Mu’tazilah agak kurang proposional atau menghakimi secara sepihak
tanpa memberikan kesempatan pada Mu’tazillah untuk melakukan pembelaan diri. Sikap
buruk sangka dan tidak proposional terhadap Mu’tazillah tersebut mungkin disebabkan
karena balas dendam atas keburukan yang pernah dilakukan sebagai oknum di
Mu’tazilah tersebut mungkindisebabkan karena dendam lama atas keburukan yang
pernah dilakukan sebagian oknum Mu’tazilah dizaman Al-Ma’mun. [12]
Diketahui bahwa ajaran
pokok Mu’tazilah ada lima yaitu al-Tauhid,yaitu
menegsakan Allah,al-Adl yaitu paham
keadilan Tuhan, al-wa’ad al-wa’id
yakni paham janji baik dan buruk diakhirat, Al-Manzilah
bain al-manzilatain serta amar ma’ruf nabi munkar. Diantaranya kewajiban
yang utama dalam mengetahui Allah, makna wajib, makna keburukan, hakikat
pemikiran dan macam-macamnya, pembagian manusia, urusan dunia dan akhirat,
makna berfikir,dan sebagainya.[13]
d. Model
Thahawiyah
Imam Thahawiyah telah
menulis buku berjudul syarh al-Akidah
al-Thamamiyah yang telah ditahkik oleh sekelompok para ulama dan diperiksa
(diedit) oleh Muhammad Nashir Al-Din Al-Bayai dan diterbitkan oleh Al-Maktab
Al-Islamy pada tahun 1984. Buku yang tebalnya 536 halaman ini secara
keseluruhan membahas teologi dikalangan ulama salaf, yaitu ulama yang belum
dipengaruhi pemkiran Yunani dan pemikiran lainnyaa yang berasal dari luar isla,
atau bukan dari Alquran dan Alsunnah. Dalam buku ini antara lain diibahas
tentang kewajiban mengimani apa yang dibawa oleh para rasul, kewajiban
mengikuti ajaran rasul, makna tauhid,tauhid
uluhiyah dan tauhid rububiyah,tafsir potongan ayat ma itakhaza Allah min walad (Allah
tidak mengambil anak), macam macam tauhid yang dibawa oleh para rasul,tafsir
potongan ayat Laitsa ka mitslibi syaiun (tidak
ada yag seupa dengan Allah) , mengenai wujud yang berada diluar zat, tafsir
mengani qudrat dan penejalsan bahwa Allah tidak dapat dilemahkan oleh segala
sesuatu, tafsir kalimat laila ha illa
Allah , pembahasan menganai sifat Al-hayat,
kelangsungan sifat yang utama , sifat zat dan sifat perbuata bagi Allah, apakah
sifat merupakan tambahan atas zat atau bukan dan masalah lainnya yang jumlahnya
lebih dari dua ratus pokok masalah.[14]
e.
Model
Al-Imam Al-Haramain Al-Juwainy (478 H.)
Imam Al-Haramain
Al-Juwainy yang dikenal sebagai guru dari Imam Al-Ghazali men8ulis buku
berjudul al-Syamsi fii Ushul al-Din yang
tebalnya 729 halaman. Buku ini telah ditahkik oleh Ali Sami Al-Nasyr, Fashil
Badir Uwan dan Suhir Muhammad Mukhtar, dan diterbitkan oleh penerbit Al-Ma’arif
Iskandariyah tahun 1969. Buku iini membahsa tentang hakikat jaubar (substansi),arad (aksden) menurut pendapat para ahli; kitab tauhid yang
didalamnya membahsa tentang hakikat tauhid , kelemahan Kaum Mu’tazilah ,
penolakan terhadap pendapat yang mengatakan bahwa Tuhan memiliki jisim; pembahasan tentaang akidah;kajian
tentang dalil atas kesucian Allah Swt;pembahasan tentang ta’wil ,pembahasan tentang sifat-sifaat bagi Allah, masalah illah
atau sebab.[15]
Selain itu Imam
Al-Haramain Al-Juwainy juga telah menuliskan buku yang berjudul Kitab Al-Irsyad Illa Qawathi’ al-adillah fi
Ushul al-‘Itiqad li Imam Al-Haramain Al-Juwany.buku ini telah dtahkik oleh
Doktor Yusuf Musa dosen pada Fakultas UshunAl-Din Mesir, dan Ali Abd Al-Mun’im
Abd Al-Hamid , diterbitkan oleh Maktabah Al-Halabi Mesir. dalam buku ini
dibhasa tentang ketentuan berfikir, hakekat ilmu, barunya alam,sifat-sifat yang
wajib bagi Allah, penentuan sifat itu dengan sifat maknawiyah, tentang dapat
dilihatnya Allah di Akhirat,penciptaan perbuatan yang baik dan dan
terbaik,penetapan tentang kenabian, tentang sifat-ssfat kehidupan di
akhirat,tentang tabat dan tentang Imam.[16]
f.
Model
Al-Ghazali (w. 1111 M.)
Imam Al-Ghazali yang pernah belajar pada Imam
Al-Haramain sebagaimana disebutkan di atas, dan dikenal sebagai Hujjatul Islam
telah pula menulis buku berjudul al-Iqtishad fi al-I’tiqad, dan telah
diterbitkan pada tahun 1962 di Mesir. Dalam buku ini dibahas tentang pembahasan
bahwa ilmu sangat diperlukan dalam memahami agama, tentang perlunya ilmu
sebagai fardlu kifayah, pembahasan tentang zat Allah, tentang qadimnya alam,
tentang bahwa pencipta alam tidak memiliki jisim, karena jisim memerlukan pada
materi dan bentuk; dan penetapan tentang kenabian Muhammad saw. [17]
g.
Model
Al-Amidy (551-631 H)
Saif Al-Din Al-Amidy menulis buku berjudul Ghayah
al-Maram fi Ilmu Kalam. Buku yang tebalnya 458 halaman ini telah ditahkik oleh
Hasan Mahmud ‘Abd Al-Lathif dan diterbitkan pada tahun 1971. Dalam buku ini
telah dibahas tentang sifat-sifat yang wajib bagi Allah, sifat-sifat nafsiyah
yaitu sifat iradah, sifat ilmu, sifat qudrat, dan sifat idrakat; pembahasan
tentang sifat yang jaiz bagi Allah, pembahasan tentang keesaan Allah Ta’ala,
perbuatan yang bersifat wajib al-Wujud, tentang tidak ada pencipta selain
Allah, tentang barunya alam serta tidak adanya sifat tasalsul dan tentang
imamah.[18]
h.
Model
Al-Syahrastani
Syaikh Al-Imam Al-Alim Abd Al-Karim Al-Syahrastani
menulis buku berjudul Kitab Nihayah al-Iqdam fi Ilmi al-Kalam sebanyak dua
jidil. Jilid pertama berjumlah 551 halaman, sedangkan jilid kedua berjumlah 237
halaman. Dalam buku ini dibahas dua puluh masalah yang berkaitan dengan
teologi. Diantaranya tentang baharunya alam, tauhid, tentang sifat-sifat azali,
hakikat ucapan manusia, tentang Allah sebagai yang Maha Mendengar dan perbuatan
yang dilakukan seorang hamba sebelum datangnya syari’at. Selanjutnya dalam
karyanya berjudul al-Milal wa al-Nihal, yang tebalnya 520 halaman,
Al-Syahrastani selain berbicara tentang Islam, Iman, dan Ihsam, juga membahas
berbagai aliran teologi Islam seperti Mu’tazilah lengkap dengan tokoh-tokohnya;
sifatiyah yang didalamnya dimasukkan Al-Asy’ariyah, Al-Musyabihah dan
Al-Karamiyah; Khawarij, Murji’ah dan Al-Wa’idiyah, Syi’ah, lengkap dengan
berbagai aliran yang ada didalamnya.[19]
.
i.
Model
Al-Bazdawi
Al-Bazdawi, yang oleh sebagian peneliti dimasukkan
sebagai kelompok Asy’Ariyah menulis buku berjudul kitab Ushul al-Din yang
tebalnya mencapai 260 halaman. Buku ini telah ditahkik oleh Doktor Hanaz Birlis
dan diterbitkan oleh penerbit Isa Al-Baby Al-Halaby pada tahun 1963 di Mesir.
Dalam buku ini dibahas tentang perbedaan pendapat para ulama mengenai
mempelajari ilmu kalam, mengajarkan dan menyusunnya, perbedaan pendapat para
ulama mengenai sebab-sebab seorang hamba mengetahui sesuatu, pancaindera yang
liam, definisi mengenai ilmu pengetahuan, dan masih banyak lagi teologi hingga
97 permasalahan. [20]
Seluruh penelitian yang dilakukan para ulama yang
hasilnya telah dituangkan dalam berbagai buku tersebut dapat dikategorikan
sebagai penelitian pemula. Dengan demikian, penelitian tersebut bersifat
eksploratif yakni menggali sejauh mungkin ajaran teologi Islam yang diambil
dari Al-quran dan hadis serta berbagai pendapat yang dijumpai dari pemikir di
bidang teologi Islam. Karena sifatnya sebagai penelitian eksploratif,
penelitian tersebut tidak menguji suatu teori atau mencari pembenaran atas suatu
konsep yang ingin dibangun. Penelitian tersebut murni bersifat penggalian
mengingat sebelumnya belum ada penelitian yang dilakukan para ahli. Seluruh
penelitian tersebut tampak menggunakan pendekatan doktriner atau subtansi
ajaran, karena yang dicari adalah rumusan ajaran dari berbagai golongan atau
aliran yang ada dalam Ilmu Kalam. [21]
II.III Penelitian Lanjutan
Selain penelitian yang bersifat pemula sebagaimana
tersebut di atas, dalam bidang Ilmu Kalam ini juga dijumpai penelitian yang
bersifat lanjutan. Yaitu penelitian atas sejumlah karya yang dilakukan oleh
para peneliti pemula. Pada penelitian lanjutan ini, para peneliti mencoba
melakukan deskripsi, analisis, klasifikasi, dan generalisasi. Berbagai hasil
penelitian lanjutan ini dapat dikemukakan sebagai berikut.[22]
.
a.
Model
Abu Zahrah
Abu Zahrah mencoba melakukan penelitian terhadap
berbagai aliran dalam bidang politik dan teologi yang dituangkan dalam karyanya
berjudul Tarikh al-Mazahih al-Islamiyah fi Al-Siyasah wa al-‘aqaid.
Permasalahan teologi yang diangkat dalam penelitiannya di sekitar masalah
objek-objek yang dijadikan pangkal pertentangan oleh berbagai aliran dalam
bidang politik yang berdampak pada masalah teologi. Selanjutnya, dikemukakan
pula tentang berbagai aliran dalam mazhab Syi’ah yang mencapai dua belas
golongan, diantaranya Al-Sabaiyah, AL-Ghurabiyah, golongan-golongan yang keluar
dari Syi’ah, Al-Kisaniyah, Al-Zaidiyah, Itsna Asyariyah, Al-Imamiyah,
Isma’iliyah. Selanjutnya dikemukakan pula aliran khawarij dengan berbagai
sektenya yang jumlahnya mencapai enam aliran; Jabariyah dan Qadariyah,
Mu’tazilah, dan Asy’ariyah lengkap dengan berbagai pandangan teologinya. [23]
b.
Model
Ali Mushthafa Al-Ghurabi
Ali Mushthafa Al-Ghurabu, sebagaimana Abu Zahrah
tersebut, memusatkan penelitiannya pada masalah berbagai aliran yang terdapat
dalam Islam serta pertumbuhan Ilmu Kalam di kalangan masyarakat Islam. Hasil
penelitiannya itu, ia tuangkan dalam karyanya berjudul Tarikh al-Firaq
al-Islamiyah wa Nasy’atu ilmu al-Kalam ‘ind al-Muslimin. Dalam hasil penelitiannya
itu ia mengungkapkan antara lain sejarah pertumbuhan ilmu kalam, keadaan akidah
pada zaman Nabi Muhammad, zaman Khulafaur Rasyidin, Zaman Bani Umayyah dengan
berbagai hasil permasalahan teologi yang muncul pada setiap zaman tersebut.
Setelah itu dilanjutkan dengan pembahasan mengenai aliran Mu’tazilah lengkap
dengan tokoh-tokoh dan pemikiran teologinya; pembahasan tentang aliran Khawarij
lengkap dengan tokoh dan pemikirannya. [24]
c.
Model
Abd Al-Lathif Muhammad Al-‘Asyr
Abd Al-Lathif Muhammad Al-‘Asyr secara khusus telah
melakukan peneltian terhadap pokok-pokok pemikiran yang dianut Aliran Ahl
Sunnah. Hasil penelitiannya ini telah dituangkan dalam karyanya yang berjudul
al-Ushul al-Fikriyyah li Mazhab Ahl al-Sunnah yang tebalnya 162 halaman. Buku
yang merupakan hasil penelitian ini telah diterbitkan oleh Dar al-Nahdlah
al-Arabiyah di Mesir tanpa menyebutkan tahunnya. Dalam buku ini antara lain
dibahas tentang pokok-pokok yang menyebabkan timbulnya perbedaan pendapat
dikalangan umat Islam; masalah mantiq dan falsafah, hubungan mantiq dengan
ilmu-ilmu kemanusiaan, bentuk dan pemikiran, pembentukan konsep, barunya alam,
sifat yang melekat pada Allah Azza wa Jalla, nama-nama Tuhan, keadilan Tuhan,
penetapan kenabian, mu’jizat dan karomah, rukun Islam, Iman dan Ihsan, serta
ijtihad dalam hukum agama. [25]
d.
Model
Ahmad Mahmud Shubhi
Doktor Ahmad Mahmud Shubhi adalah dosen filsafat
Islam Fakultas Adab Universitas Iskandariyah. Ia telah melakukan penelitian
dalam bidang teologi Islam, dan telah dipublikasikan dengan judul Fi Ilmi Kalam
dalam dua buku. Buku pertama yang tebalnya 368 halaman khusus berbicara
mengenai aliran mu’tazilah lengkap dengan ajaran dan tokoh-tokohnya; sedangkan
buku kedua yang tebalnya 344 halaman khusus berbicara tentang aliran Asy’ariyah
lengkap dengan ajaran dan tokoh-tokohnya. [26]
e.
Model
Ali Sami Al-Nasyr dan Ammar Jam’iy Al-Thaliby
Ali Sami Al-Nasyr dan Ammar Jam’iy Al-Thaliby telah
melakukan penelitian khusus terhadap akidah kaum salaf dengan mengambil tokoh
Ahmad Ibn Hambal, Al-Bukhari, Ibn Kutaibah dan Usman Al-Darimy. Buku tersebut
telah diterbitkan oleh Al-Maarif Iskandariyah tanpa menyebutkan tahunnya. Dalam
buku tersebut telah diungkap tentang pemikiran kaum salaf yang berasal dari
tokoh-tokohnya yang menonjol itu. Dari kalangan ulama Indonesia yang melakukan
penelitian terhadap pemikiran teologi salafiyah dilakukan oleh Abu Bakar Atjeh.
Hasil penelitiannya ini telah tuangkan dalam bukunya berjudul salaf (Salaf
as-Shalih Islam Salam Masa Murni) sebanyak dua jilid, diterbitkan oleh Permata
Jakarta tahun 1970. Dalam buku tersebut selain dikemukakan tentang kelebihan
salaf, pandangan salaf terhadap Al-quran dan Al-Sunnah, salaf dan keyakinan dan
hukum, juga di bahas tentang pertumbuhan aliran yang terdiri dari sebab-sebab
pertumbuhan aliran Ahmad Ibn Hambal, bantuan Asy’ari, bantuan Maturidi, dan
salaf tabi’in[27]
f.
Model
Harun Nasution
Harun Nasution lahir pada selasa 23 september 1919
di Sumatera.ayahnya Abdul Jabar Ahmad adalah seorang ulama ang mengetahui
kitab-kitab jawi. Harun Nasution dikenal
sebagai Guru Besar Filsafat dan Teologi banyak menyurahkan perhatiannya pada
penelitian di bidang pemikiran teologi Islam (Ilmu Kalam). Salah satu hasil
penelitiannya yang selanjutnya dituangkan dalam buku adalah buku Fi Ilm
al-Kalam (Teologi Islam). Dalam buku tersebut selain dikemukakan tentang
sejarah timbulnya persoalan-persoalan teologi dalam Islam, juga dikemukakan
tentang berbagai aliran teologi Islam lengkap dengan tokoh-tokoh pemikirannya.
Setelah itu Harun Nasution melakukan analisa dan perbandingan terhadap masalah
akal dan wahyu, free will dan presestination, kekuasaan dan kehendak mutlak
Tuhan, keadilan Tuhan, perbuatan-perbuatan Tuhan, sifat-sifat Tuhan dan konsep
iman. [28]
Pemikiran Kalam Harun Nasution
adalah peranan akal,pembaharuan teologi dan hubungan antara akal dan wahyu.[29]
Dari berbagai penelitian yang sifatnya lanjutan
tersebut dapat diketahui model dan pendekatan penelitian yang dilakukan dengan
mengemukakan ciri-cirinya sebagai berikut. Pertama, penelitian yang dilakukan
peneliti lanjutan tersebut secara keseluruhan termasuk penelitian kepustakaan,
yaitu penelitian yang mendasarkan pada data yang terdapat dalam berbagai sumber
tujukan di bidang teologi Islam. Kedua, secara keseluruhan penelitiannya
bercorak deskriptif, yaitu penelitian yang tekanannya pada kesungguhan dalam
mendeskripsikan data selengkap mungkin. Ketiga, dari segi pendekatan yang yang
digunakan secara keseluruhan menggunakan pendekatan historis, yakni mengkaji
masalah teologi tersebut berdasarkan data sejarah yang ada dan juga melihatnya
sesuai dengan konteks waktu yang bersangkutan. Keempat, dalam analisisnya
selain menggunakan analisis doktrin juga analisis perbandingan, yaitu dengan
mengemukakan isi doktrin ajaran dari masing-masing aliran sedemikian rupa, dan
setelah itu barulah dilakukan perbandingan. [30]
Penelitian di atas jelas bermanfaat dalam rangka
memberikan informasi yang mendalam dan komprehensif tentang berbagai aliran
teologi Islam. Namun penelitian tersebut kelihatannya belum membantu orang yang
membacanya untuk dapat mengembangkan ilmu tersebut, dan tidak dikemukakan
faktor-faktor yang melatarbelakangi mangapa para ulama di zaman dahulu mampu
meresponi berbagai masalah sosial kemasyarakatan melalui pendekatan teologis.
Karenanya metode dan pendekatan dalam penelitian teologi ini perlu dikembangkan
lebih lanjut.[31]
BAB
III
PENUTUP
III.I KESIMPULAN
Secara garis besar penelitian ilmu kalam
dibagi menjadi dua bagian.pertama, penelitian
yang bersifat dasar dan pemula; dan kedua
, penelitian yang bersifat lanjutan atau pengembangan dari penelitian model
pertama.
Pada
penelitian
yang bersifat dasar dan pemula ada sembilan model penelitian yang dilakukan
oleh para tokoh, diantaranya Abu Manshur Muhammad Bin Muhammad Bin Mahmud
Al-Maturidy Al-Samarqandy, Al-Imam Abi Al-Hasan Bin Isma’il Al-Asy’ari, Abd’
Al-Jabbar bin Ahmad, Imam Thahawiyah, Imam Al-Haramain Al-Juwainy, Imam
Al-Ghazali, Saif Al-Din Al-Amidy, Syaikh Al-Imam Al-Alim Abd Al-Karim
Al-Syahrastani, Al-Bazdawi. Pada penelitian pemula ini bersifat eksploratif
yakni menggali sejauh mungkin ajaran teologi Islam yang diambil dari Al-quran
dan hadis serta berbagai pendapat yang dijumpai dari pemikir di bidang teologi
Islam. Karena sifatnya sebagai penelitian eksploratif, penelitian tersebut
tidak menguji suatu teori atau mencari pembenaran. Penelitian tersebut murni
bersifat penggalian mengingat sebelumnya belum ada penelitian yang dilakukan
para ahli.
Sedangkan penelitian
model kedua sifatnya hanya mendeskripsikan tentang adanya kajian ilmu kalam
dengan menggunakan bahan-bahan rujukan yang dihasilkan oleh penelitian model
pertama. Tokoh-tokohnya antara lain Abu Zahrah, Ali Mushthafa Al-Ghurabi, Abd
Al-Lathif Muhammad Al-‘Asyr, Ahmad Mahmud Shubhi, Ali Sami Al-Nasyr dan Ammar
Jam’iy Al-Thaliby, dan Harun Nasution. Dari berbagai penelitian yang sifatnya
lanjutan tersebut dapat diketahui model dan pendekatan penelitian yang
dilakukan dengan mengemukakan ciri-cirinya, seperti penelitian yang dilakukan
peneliti lanjutan tersebut secara keseluruhan termasuk penelitian kepustakaan,
secara keseluruhan penelitiannya bercorak deskriptif, secara keseluruhan
menggunakan pendekatan historis, dalam
analisisnya selain menggunakan analisis doktrin juga analisis perbandingan.
III.II
SARAN
Dalam makalah ini penulis menyadari
masih banyak kekurangan yang terdapat didalamnya, baik dari segi penulisan,
susunan kata, bahan referensi, dan lainnya. Oleh karena itu penulis
mengharapkan masukan dari pihak pembaca sebagai pengetahuan untuk mewujudkan
perubahan yang lebih baik di masa yang akan datang.
Demikianlah makalah yang sederhana ini kami susun semoga dapat bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan pembaca
pada umumnya. Akhirnya saya merasa kerendahan hati sebagai manusia yang
mempunyai banyak sekali kekurangan. Oleh sebab itu kritik dan saran–bahkan yang
tidak membangun sekalipun- kami tunggu demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
Semoga niat baik kita diridhai oleh Allah SWT. Amin.
Glosarry
Arbitase
Pembelian dan penjualan secara
silmultan atas barang yang sama di dalam dua pasar atau lebih dengan harapam
akan memperoleh laba dari perbedaan harganya
Eksploratif
(eksplorasi) penjajahan lapangan
dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak terutama sumber-sumber alam
yang terdapat ditempat itu.
Kalam
Secara harafiah berarti perkataan
atau ucapan. Dalam arti yang lebih khusus,kalam diartikan sebagai ilmu yang
membahas tentang Tuhan dengan berbagai aspek yang sama dengannya.
Salaf
Ulama-ulama terdahulu
Sekte
Kelompok orang yang mempunyai
kepercayaan atau pandangan agama yang sama, yang berbeda dari pandangan agama
yang lazim diterima oleh para penganut agama tersebut.
Substansi
Isi pokok
Tahkik
Penetapan kebenaran dengan bukti
yang sah
Daftar
Pustaka
Prof.Dr.H.Nata,Abuddin,M.A,
Metodologi Studi Islam,(Jakarta: PT.
Praja Grafindo Persada,2016),cet.22.
Prof.Dr.Rosihon Anwar,M.Ag.;Prof.Dr.Abdul Rozak,M.Ag.IlmuKalam. (Bandung:Pustaka Setia,2011).
No comments:
Post a Comment